Jumat, 23 Juli 2021

KISAH TENTANG BERBAGI

 KISAH TENTANG BERBAGI


Saya sudah pernah gratisin ilmu, ternyata hasilnya gak banyak bawa perubahan.


Setelah saya suruh bayar  (memberikan mahar) prosentase yang sukses lebih banyak daripada sebelumnya saya gratisin.


Gratisin : Orang WA saya, Pak saya mau belajar, kemudian telpon atau ketemuan saya di suruh cerita tanpa kompensasi apapun.


Bayar : Ada Effort yang harus dia serahkan, baik itu Tenaga, Uang, Maupun Hal Hal Lain yang berharga sebagai ganti mendapatkan pengalaman , ilmu maupun pendampingan dari saya.


Salah satu pengakuan guru saya yang juga sangat luar biasa berbaginya. Termasuk salah satu pengakuan Mentor saya juga yang selama ini menjadi panutan saya di dunia kuliner.


Berikut pengakuannya :


Benar sekali, ilmu jangan di gratisin harus ada mahar (Tebusannya).


Waktu saya baru merintis usaha Fried Chicken, saya kasih resep nya 100%  kepasa 4 orang dengan harapan bisa jadi ladang amal. 


Saya kasih gratis... tis ... tis...

Ternyata semua gagal (tidak serius), Dan beberapa bulan lagi ada yang balik lagi nanya lagi, katanya catatannya hilang, tapi tidak saya kasih.


Padahal dulunya saya dapat resep Fried Chicken beli ke orang.


Yg parah nya lagi, pernah suatu saat saya berbagi resep. 

Ada 1 orang yang sempat buka beberapa cabang, tanpa merasa berdosa membajak team saya hampir 50% th 2004, dengan iming-iming gaji lebih besar, saya shock, ini ujian terberat saya. Sebagai manusia biasa saya juga kecewa, Puluhan tahun kami tidak bertegur sapa.


Baru beberapa tahun lalu , dia wa dan minta maaf, setelah semua kuliner dia tutup.


Sudah 4x lebaran dia selalu kirim ucapan selamat lebaran (kebetulan dia tidak merayakan lebaran).


Akhlaknya rusak seperti itu karena merasa didukung modal, buka cabang ngebut, tapi nyetak team nya lambat, jadi jalan pintas ambil yang ada yaitu bajak karyawan saya. Padahal dia belajar dari saya dari 0.


Katanya dia diingetin anak nya ber kali kali suruh minta maaf, akhir nya dia sms , awalnya nanya apa kabar.


Dan sekarang hubungan kita udah baik lagi walau tidak seperti dahulu tetapi saya tetap memaafkannya.


Komentar Saya :

Bisnis membangun TRUE VALUE kalau ingin Profit, Growth dan SUSTAIN.


Ilmu boleh sama, action dan pengalaman beda ..apalagi rejeki, untung Guru saya sabar dan nerimo. Sampai sekarang outlet kulinernya masih puluhan, temannya yang berperilaku kurang terpuji sudah tutup semua.


Sebuah catatan Silaturahmi Iedul Fitri di hari ke 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langkah export

 Langkah AWAL  Go Export : 1. Riset market & Supplier 2. Tentukan komoditi yg di daerah kita 3. Tentukan negara tujuan export 4. Cari su...